Pertumbuhan ekonomi selama lima tahun terakhir
menunjukkan persentase rata-rata lebih dari 5 persen pra pandemik.
Pandemi COVID19 yang terjadi berdampak pada menurunnya kinerja ekonomi
di tahun 2020 yang menyisakan kontransi -1,53 persen. Share terbesar
diantara 17 kategori penyumbang perekonomian masih didominasi kategori
industri, tahun 2020 share industri sebesar 42,29 persen, disusul kategori pertanian sekitar 19,24 persen dan perdagangan sharenya sebesar 11,90 persen.
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kendal yang mulai beraktivitas sejak tiga
tahun yang lalu menjadi tumpuan dan harapan pertumbuhan ekonomi
khususnya kategori industri, sebanyak 68 perusahaan telah melaksanakan
kegiatan produksi di kawasan tersebut. Hal ini sebagaimana informasi
dari tim humas KEK yang pada hari Selasa, 15 Juni 2021 berkunjung ke
kantor BPS Kabupaten Kendal, yaitu Supardjan dan Vlorentina Tarigan
selaku Corporate Communication Manager. Maksud dan tujuan
kedatangan mereka adalah untuk menghimpun data-data terkait dampak
adanya KEK terhadap perekonomian dan pengembangan wilayah di sekitar
kawasan dan Kendal pada umumnya, antara lain data pertumbuhan ekonomi,
laporan realisasai anggaran yang memuat pendapatan asli daerah, jumlah
penerima kredit usaha rakyat, pertumbuhan infrastruktur, indeks
pembangunan manusia, data kuantitatif dan kualitatif lainnya selama tiga
tahun dari tahun 2019-2021. Data-data tersebut akan dituangkan dalam
laporan evaluasi kinerja KEK.
Pada kesempatan yang sama, Kepala BPS Kabupaten Kendal, Dra. Ummi
Hastuti, M.Si menyampaikan terkait pendataan industri besar sedang yang
sebagian responden berada di KEK. Dalam arti menjalin koordinasi dan
komunikasi bahwa petugas telah mengunjungi perusahaan terkait namun
belum selesai mengisi permintaan data dari BPS. Dengan adanya kolaborasi
mutualisme ini diharapkan ke depan pendataan menjadi lebih mudah dan
responsive, yang lebih penting lagi data yang dihimpun valid dan
up to date serta indikator yang dihasilkan berkualitas. (INA,NWAS)